Sebelum anak mengenal bangku sekolah formal, rumah adalah sekolah pertama dan terbaik bagi mereka. Di sinilah nilai-nilai dasar kehidupan ditanamkan: empati, etika, sopan santun, serta rasa kasih sayang. Orang tua, tanpa disadari, adalah guru utama yang memberi contoh setiap hari.
Anak belajar dari apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan di rumah. Senyuman, cara berbicara, hingga bagaimana orang tua menghadapi masalah, semuanya menjadi “buku pelajaran” berharga. Dengan suasana rumah yang hangat dan penuh cinta, anak merasa aman untuk bertumbuh, mencoba hal baru, dan belajar dari kesalahan.
Menciptakan rumah sebagai sekolah bukan berarti orang tua harus mengajarkan matematika atau bahasa setiap hari. Lebih dari itu, rumah adalah tempat anak belajar karakter. Beberapa hal penting yang bisa dilakukan orang tua antara lain:
Membiasakan komunikasi terbuka dan penuh kasih.
Menjadi teladan dalam bersikap dan berperilaku.
Memberi ruang anak untuk bertanya, bereksperimen, dan berpendapat.
Menanamkan nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama.
Di SMK PGRI 2 Sumedang, kami meyakini bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya tugas guru di sekolah, tetapi juga hasil kolaborasi dengan keluarga. Sekolah memberikan ilmu dan keterampilan, sedangkan rumah memperkuat nilai moral dan karakter. Bila keduanya berjalan seimbang, anak akan tumbuh dengan fondasi yang kuat untuk menghadapi masa depan.
Mari bersama-sama menjadikan rumah sebagai sekolah pertama yang penuh kasih, tempat anak belajar bukan hanya pengetahuan, tapi juga nilai kehidupan.
Diana Baumrind (1991). The Influence of Parenting Style on Adolescent Competence and Substance Use.
John W. Santrock (2011). Life-Span Development.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI – Materi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Tagar: #PendidikanDiRumah #KeluargaKuat #FondasiAnak #SekolahPertama